Rayakan 1 Tahun Perjuangan Menyusui, Wanita Ini Bikin Kalung Terbuat dari ASI
loading...
A
A
A
FLORIDA - Pekan Asi Sedunia atau World Breastfeeding Week (WBW) dirayakan pada 1 hingga 7 Agustus setiap tahun. Perayaan ini merupakan bentuk dukungan untuk ibu menyusui sekaligus untuk menyampaikan pesan soal pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak.
Seorang ibu yang menyusui tentu memiliki kisah perjuangannya sendiri. Seperti kisah ibu asal Florida, Amerika Serikat, bernama Rachel Heinze.
Setelah tahun pertama yang melelahkan dan penuh perjuangan untuk menyusui anak pertamanya, Rachel merayakannya dengan membuat satu set cincin dengan batu putih pucat yang terbuat dari bentuk bubuk ASI-nya sendiri.
Bekerja setelah anak-anaknya ditidurkan, Rachel menghasilkan USD30.000 atau sekitar Rp452 juta setahun sejak 2021 dengan menjual perhiasan ASI. Dia mengubah ASI menjadi bubuk sebelum membuatnya menjadi perhiasan dengan harga rata-rata USD200 atau setara Rp3 juta.
Meski sempat merasa aneh dengan karya sendiri, ibu dua anak itu tetap melanjutkan usahanya lantaran mengingat kembali perjuangannya saat masa menyusui. Ia meyakini para ibu di luar sana merasakan hal yang sama dan tentu ingin mengenang momen itu. Sehingga, terbersitlah ide untuk membuat perhiasan tersebut.
“Saya pikir itu aneh. Tetapi, dengan melakukan perjalanan itu sendiri, saya pasti dapat melihat mengapa orang ingin membawa bagian kecil dari perjalanan itu bersama mereka. Ketika saya mencapai satu tahun masa menyusui, saya ingin merayakannya. Saya melakukan segalanya untuk terus menyusui selama setahun. Itu melelahkan," ujarnya, dikutip dari Good News Network, Selasa (1/8/2023).
Foto/Good News Network
Rachel mengaku tidak dilatih sebagai desainer, pengrajin logam, atau kerajinan apa pun. Ia adalah ahli saraf profesional dengan spesialisasi gegar otak sebelum berhenti dari pekerjaannya untuk tinggal di rumah bersama anak-anak.
Meski demikian, Rachel memanfaatkan kesempatan untuk meluncurkan usaha baru. Latar belakang di bidang sains itulah yang membantunya dalam proses pengawetan ASI.
Rachel menghabiskan delapan minggu untuk membuat desain. Ia mengubahnya menjadi bubuk sebelum membiarkannya benar-benar kering selama beberapa hari, lalu menggilingnya menjadi potongan.
Meski menekuni bisnis dengan giat, Rachel tak memungkiri kalau dirinya tetap seorang ibu yang harus memprioritaskan anak-anaknya. Ia tak keberatan jika harus mengorbankan waktu istirahat demi mengurus anak-anak dan bisnisnya.
“Saya pikir setiap ibu yang tinggal di rumah dapat menjamin betapa sulitnya bekerja dan menjaga anak-anak. Tapi itu sangat berharga bagi saya. Bisnis saya hanyalah hal yang menyenangkan di atas. Ibu dulu, bisnis kedua. Jika itu berarti begadang dengan sedikit tidur, saya setuju dengan itu," pungkasnya.
Seorang ibu yang menyusui tentu memiliki kisah perjuangannya sendiri. Seperti kisah ibu asal Florida, Amerika Serikat, bernama Rachel Heinze.
Setelah tahun pertama yang melelahkan dan penuh perjuangan untuk menyusui anak pertamanya, Rachel merayakannya dengan membuat satu set cincin dengan batu putih pucat yang terbuat dari bentuk bubuk ASI-nya sendiri.
Bekerja setelah anak-anaknya ditidurkan, Rachel menghasilkan USD30.000 atau sekitar Rp452 juta setahun sejak 2021 dengan menjual perhiasan ASI. Dia mengubah ASI menjadi bubuk sebelum membuatnya menjadi perhiasan dengan harga rata-rata USD200 atau setara Rp3 juta.
Meski sempat merasa aneh dengan karya sendiri, ibu dua anak itu tetap melanjutkan usahanya lantaran mengingat kembali perjuangannya saat masa menyusui. Ia meyakini para ibu di luar sana merasakan hal yang sama dan tentu ingin mengenang momen itu. Sehingga, terbersitlah ide untuk membuat perhiasan tersebut.
“Saya pikir itu aneh. Tetapi, dengan melakukan perjalanan itu sendiri, saya pasti dapat melihat mengapa orang ingin membawa bagian kecil dari perjalanan itu bersama mereka. Ketika saya mencapai satu tahun masa menyusui, saya ingin merayakannya. Saya melakukan segalanya untuk terus menyusui selama setahun. Itu melelahkan," ujarnya, dikutip dari Good News Network, Selasa (1/8/2023).
Foto/Good News Network
Rachel mengaku tidak dilatih sebagai desainer, pengrajin logam, atau kerajinan apa pun. Ia adalah ahli saraf profesional dengan spesialisasi gegar otak sebelum berhenti dari pekerjaannya untuk tinggal di rumah bersama anak-anak.
Baca Juga
Meski demikian, Rachel memanfaatkan kesempatan untuk meluncurkan usaha baru. Latar belakang di bidang sains itulah yang membantunya dalam proses pengawetan ASI.
Rachel menghabiskan delapan minggu untuk membuat desain. Ia mengubahnya menjadi bubuk sebelum membiarkannya benar-benar kering selama beberapa hari, lalu menggilingnya menjadi potongan.
Meski menekuni bisnis dengan giat, Rachel tak memungkiri kalau dirinya tetap seorang ibu yang harus memprioritaskan anak-anaknya. Ia tak keberatan jika harus mengorbankan waktu istirahat demi mengurus anak-anak dan bisnisnya.
“Saya pikir setiap ibu yang tinggal di rumah dapat menjamin betapa sulitnya bekerja dan menjaga anak-anak. Tapi itu sangat berharga bagi saya. Bisnis saya hanyalah hal yang menyenangkan di atas. Ibu dulu, bisnis kedua. Jika itu berarti begadang dengan sedikit tidur, saya setuju dengan itu," pungkasnya.
(tsa)